LAPORAN
OBSERVASI
(PENGEMBANGAN
BAKAT DAN KREATIVITAS ANAK)
DI AN NAJAH KREATIF

Disusun dan Diajukan
Guna Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah: Pengembangan
Bakat dan Kreativitas Anak
Dosen Pengampu: Toifur,
S.Ag., M.Si.
Oleh:
Ahmad Arifin Zain
NIM.
1123305014
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
JURUSAN
TARBIYAH DAN KEGURUAN
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2014
PENDAHULUAN
Minat dan bakat merupakan dua hal yang berbeda.
Sederhananya, bakat adalah sesuatu yang sudah terbawa sejak seseorang lahir ke
dunia. Sedangkan, minat merupakan sesuatu yang disukai atau yang membuat anak
tertarik untuk mengetahuinya lebih dalam. Ketika misteri minat dan bakat
terkuak sejak dini, kelak anak tak akan kebingungan menentukan hal yang ingin dicapainya.
Ada beberapa metode yang bisa diterapkan orang
tua dalam mengenali minat dan bakat anak. Cara termudah ialah melakukan
observasi. Orang tua perlu memfasilitasi agar anak dapat mencoba beragam
kegiatan. Dengan begitu, anak akan memiliki pengalaman yang kaya. Antusiasme
anak ketika menjalani suatu aktivitas dapat memperlihatkan kecenderungan
minatnya. Kemahirannya dalam beraktivitas ataupun kecepatannya dalam menyerap
informasi di bidang tertentu menunjukkan bakatnya.
Anak yang senang bermain dengan pensil warna
dan buku gambar, mungkin saja memiliki minat dan bakat dalam seni lukis. Anak
yang berminat menjadi pemain alat musik pastinya senang mendengarkan musik dan
jika ia berbakat, ia akan mudah sekali menguasai instrumen yang dipelajari.
Andaikan ada dua bidang yang digemari si
kecil, kemungkinan ia memang memiliki bakat dan minat dalam keduanya. Tidak
menutup kemungkinan seseorang memiliki bakat dan minat lebih dari dua bidang.
Yang penting, beri kesempatan bagi anak untuk
mengeksplorasi sendiri keinginannya, beri bimbingan, kawal, dan dukung anak
dalam melakukannya. Lingkungan juga sangat memengaruhi anak dalam menemukan
minatnya. Orang tua harus mengawasi pergaulan dan lingkungan anak.
A.
Latar
Belakang Masalah
Pada zaman yang
modern ini, pesantren pun tidak mau tertinggal dengan pendidikan pada umumnya,
pesantren selain tempat untuk para santri mencari imu, juga berupaya untuk
mengabdi kepada masyarakat dengan mengusung berbagai alternatif demi kemajuan
masyarakat di sekitarnya.
Salah satu pesantren
yang mengembangkan bakat dan kreativitas anak adalah Pesantren Mahasiswa
(PESMA) An Najah yang beralamatkan di Jalan Muh. Besar Kutasari, Kecamatan
Baturraden, Kabupaten Banyumas. Pesantren tersebut mengembangan bakat dan
kreativitas anak melalui desain pembelajaran kreatif, yaitu pembelajaran yang
didesain secara kreatif untuk pengembangan kecerdasan-karakter anak-anak
melalui media kreativitas. Konsep pembelajaran ini
dirancang dan dilakukan secara menyenangkan yang berbasis permainan untuk pengembangan
kreativitas anak.
Dari hasil wawancara penulis pada
tanggal 1 November 2014 dengan Dr. KH. Moh. Roqib, M.Ag., pengasuh Pesantren
Mahasiswa An Najah. Beliau mengatakan, “Terinspirasi dari Bapak Heru Kurniawan,
sebagai bentuk pengabdian Pesantren kepada masyarakat, saya ingin mengembangkan
sebuah pembelajaran kreatif yang saya beri nama dengan An Najah Kreatif. An Najah Kreatif sebagai tempat pendidikan
dan pembelajaran kreativitas untuk anak-anak yang berbasiskan permainan, yaitu
permainan sebagai media untuk menanamkan dan meningkatkan kreativitas anak-anak
yang sesuai dengan sudut pandang, naluri, dan perkembangan anak. Anak-anak bisa
menemukan potensi kecerdasannya, dan kemudian bisa dengan optimal untuk
dikembangkan kreativitasnya sesuai dengan minat, bakat, dan potensinya.”
Dari latar belakang di atas,
penulis tertarik untuk mengadakan observasi mengenai pengembangan bakat dan
kreativitas yang dikembangkan di An Najah Kreatif.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas,
maka rumusan masalah yang akan dicari jawabannya adalah sebagai berikut:
“Bagaimana pengembangan bakat dan kreativitas anak di An Najah Kreatif ??”
C.
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
maka tujuan yang hendak dicapai dalam observasi ini adalah mendeskripsikan
mengenai pengembangan bakat dan kreativitas anak yang diterapkan di An Najah Kreatif.
- LANDASAN TEORI
1.
Konsep
Bakat
a)
Pengertian Bakat
Bakat adalah suatu kondisi pada
seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu
kecakapan, pengetahuan, keterampilan khusus. Misalnya, berupa kemampuan
berbahasa, kemampuan bermain musik, dll. Seorang yang berbakat musik, misalnya,
dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat musik, akan
lebih cepat menguasai keterampilan tersebut.
Jadi, suatu kondisi yang khusus
pada seseorang berupa suatu potensi disertai latihan atau belajar, dapat
mengembangkan suatu kemahiran tertentu yang biasanya sifatnya khusus. Maka
seseorang yang memiliki berupa potensi musik, bila ia belajar musik akan lebih
cepat mahir dibandingkan dengan orang lain yang tidak mempunyai potensi musik.[1]
b)
Dimensi Bakat
Guilford dalam Sumadi, mengemukakan
bahwa bakat (aptitude) mencakup 3 dimensi psikologis, yaitu: Dimensi
perseptual, dimensi psikomotor, dimensi intelektual.
1)
Dimensi Perceptual
Dimensi perseptual meliputi kemampuan dalam
mengadakan persepsi, yaitu faktor-faktor yang antara lain berupa: kepekaan
indera, perhatian, orientasi ruang, orientasi waktu, luasnya daerah persepsi,
kecepatan persepsi dan lain sebagainya.
2)
Dimensi Psikomotor
Dimensi psikomotor mencakup 6 faktor, yaitu: faktor
kekuatan, faktor impuls, faktor kecepatan gerak, faktor ketelitian, faktor
koordinasi dan faktor keluwesan (flexibility).
3)
Dimensi Intelekual
Dari ketiga dimensi, dimensi inilah yang mempunyai
implikasi yang sangat luas. Dimensi ini meliputi lima faktor yaitu:
Ø Faktor
ingatan, yang mencakup: Faktor ingatan mengenai substansi, faktor ingatan mengenai
relasi, faktor ingatan mengenai sistem.
Ø Faktor
pengenalan, yang mencakup: pengenalan terhadap keseluruhan infomasi, golongan
(kelas), hubungan-hubungan, bentuk atau strktur, dan kesimpulan.
Ø Faktor
Evaluatif, yang mencakup: Evaluasi mengenai identitas, relasi-relasi, sistem
dan evaluasi terhadap penting tidaknya problem.
Ø Faktor
berfikir divergen, yang meliputi: faktor untuk menghasilkan unit-unit, faktor
untuk pengalihan kelas-kelas secara spontan, faktor kelancaran dalam
menghasilkan hubungan-hubungan, faktor untuk menghasilkan sistem, fakto untuk
transformasi divergen, faktor untuk menyusun bagian-bagian menjadi garis besar
atau kerangka.[2]
2.
Konsep
Kreativitas
a)
Pengertian Kreativitas
Pengertian kreativitas menurut para
ahli:
1)
Hurlock
Kreativitas adalah suatu proses
yang menghasilkan sesuatu yang baru, dalam bentuk suatu gagasan atau suatu objek
dalam suatu bentuk atau susunan yang baru.
2)
Rogers
Proses kreatif
adalah munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan
individu, dan dari pengalaman yang menekankan pada produk yang baru, interaksi
individu dengan lingkungannya atau kebudayaannya.
3)
Alvian
Kreativitas adalah suatu proses
upaya manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam berbagai aspek
kehidupannya dengan tujuan menikmati kualitas kehidupan yang semakin baik.
4)
Munandar
Kreativitas adalah suatu proses
yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas
dalam berfikir.[3]
Dari beberapa definisi di atas, dapat
penulis simpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk
karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada.
- ANALISIS
DAN PEMBAHASAN
Seputar An Najah Kreatif
a) Dasar Pemikiran: Pendidikan yang dikembangkan saat ini adalah
pembentukan karakter peserta didik yang religius, berakhlak mulia, cerdas, dan
kreatif. Kami, Pesantren Mahasiswa An Najah dalam pengabdiannya terhadap
masyarakat ingin berpartisipasi dalam merealisasikan tujuan pendidikan tersebut
dengan mendirikan An Najah Kreatif dengan profil singkat sebagai berikut:
b) Nama: An Najah Kreatif (NK) merupakan Arena Bermain Anak Kreatif, bukan
pendidikan formal seperti PAUD, TK, SD atau TPQ dan Madin.
c) Tujuan: mengembangkan religiusitas, akhlak mulia, kecerdasan, dan karakter
anak melalui kegiatan bermain kreatif.
d) Macam Kreatifitas yang dikembangkan: Kratifitas Bahasa, Angka,
Gerak, Warna, dan Musik melalui berbagai macam permainan dan ragamnya. Sebagai
contoh Kreatifitas Bermain Bahasa meliputi:
Ø
Menulis kreatif (cerita, Novel, Puisi, Pengalaman, dan Pantun),
Ø
Berbicara Kreatif (Mendongeng, Monolog, Akting, Orasi, Pembawa Acara)
Ø
Menulis karya Ilmiah siswa,
Ø
Menulis Jurnalistik (Berita, Liputan, Wawancara, Tajuk Rencana).
e) Pendidik An Najah Kreatif adalah tenaga terampil dan
profesional yang berpengalaman di Rumah Kreatif Wadas Kelir Purwokerto. An
Najah Kreatif dikembangkan dengan sentuhan kreatif Bapak Heru
Kurniawan, S.Pd., M.A. Seorang dosen, ustadz, sastrawan nasional, dan
pecinta kreatifitas anak, ia didukung oleh tenaga-tenaga kreatif yang
berpengalaman.
f) Peserta Didik atau Murid An Najah Kreatif adalah Anak-anak semua
umur yang ingin kreatif yang mendaftar pada setiap Ahad dan Jumat pukul
12.30 – 14.45 Wib.
g) Tempat Bermain Kreatifitas utamanya di Aula Pesantren Mahasiswa An
Najah putri dan putra. Selain itu, juga memanfaatkan lingkungan alam edukatif
di sekitarnya, waktunya setiap hari Ahad dan Jumat pukul 15.00 –
17.30 Wib.
h) Biaya: GRATIS karena program ini merupakan pengabdian Pesantren
Mahasiswa An Najah kepada masyarakat.[4]
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yuwono. “Pengertian dan
Konsep Kreatifitas”, http://www.yuwonoputra.com/2013/07/pengertian-dan-konsep-kreativitas.html
diakses pada 6 November 2014 pukul 09.57 WIB.
Sunyabrata,
Sumadi. Psikologi
Pendidikan. Jakarta,
Raja Gravindo, 2008.
Wijaya,
Juhana. Psikologi Bimbingan. Bandung: PT Eresco, 1998.
Lampiran


[3] Yuwono Putra, “Pengertian dan Konsep Kreatifitas”, http://www.yuwonoputra.com/2013/07/pengertian-dan-konsep-kreativitas.html
diakses pada 6 November 2014 pukul 09.57 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar