A.
Pendahuluan
Apabila
seorang pendidik yang mengatakan bahwa dia tidak ingin berhasil dalam mengajar,
mungkin itu adalah ungkapan seorang guru yang sudah putus asa. Mustahil jika
pendidik tidak ingin berhasil dalam mengajar.
Betapa
tingginya nilai suatu keberhasilan, sampai-sampai seorang pendidik berusaha
sekuat tenaga dan program pengajarannya dengan baik dan sistematik. Namun
terkadang, keberhasilan yang dicita-citakan, tetapi kegagalan yang kita temui,
disebabkan oleh berbagai faktor sebagai penghambatnya. Sebaliknya, jika
keberhasilan itu menjadi kenyataan, maka berbagai faktor itu juga sebagai
pendukungnya. Berbagai faktor yang dimaksud adalah karakteristik tujuan
pembelajaran, karakteristik anak didik dan cara belajarnya, tempat
berlangsungnya kegiatan belajar, tema pembelajaran, pola kegiatan. Berbagai
faktor tersebut akan dijelaskan satu per satu pada makalah ini sebagai berikut
:
B.
Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi
pembelajaran dapat dikaji dari dua kata pembentuknya, yaitu strategi dan
pembelajaran. Kata strategi berarti cara dan seni menggunakan sumber daya untuk
mencapai tujuan tertentu. Sedangkan pembelajaran berarti upaya membelajarkan siswa (Dengeng, 1989). Dengan
demikian, strategi pembelajaran berarti cara dan seni untuk menggunakan semua
sumber belajar dalam upaya membelajarkan siswa.[1]
C.
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemilihan Strategi Pembelajaran
Dalam pemilihan strategi pembelajaran harus
mempertimbangkan beberapa faktor penting, diantaranya:
a.
Karakteristik tujuan pembelajaran
Tujuan
adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan
belajar mengajar. Kepastian dari perjalanan proses belajar mengajar berpangkal
tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pengajaran. Tercapainya tujuan sama
halnya keberhasilan pengajaran.
Sedikit
banyaknya perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan
oleh guru, dan secara langsung guru mempengaruhi kegiatan belajar anak didik.
Guru dengan sengaja menciptakan lingkungan belajar guna mencapai tujuan. Jika
kegiatan belajar anak didik dan kegiatan mengajar guru bertentangan, dengan
sendirinya tujuan pengajaran pun gagal untuk dicapai.[2]
Dalam memilih suatu strategi harus sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tipe perilaku yang diharapkan guru
dapat dicapai oleh siswa. Skenario pembelajaran disusun berdasarkan indikator
dan kegiatan pembelajaran yang terlampir dalam silabus, bahkan guru dapat
mengembangkannya.
b.
Karakteristik anak didik dan cara belajarnya
Anak
didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah. Orang tua nya lah
yang memasukannya untuk dididik menjadi orang yang berilmu pengetahuan di
kemudian hari. Anak didik yang dalam jumlah cukup banyak itu tentu saja datang
dari kehidupa sosial keluarga dan
masyarakat yang berlainan. Karenanya,
anak anak berkumpul di sekolah pun mempunyai karakteristik yang bermacam macam.
Kepribadian mereka ada yang pendiam, ada yang periang, ada yang suka bicara,
ada yang kreatif, ada yang keras kepala, ada yang manja, dan sebagainya.
Intelektual mereka juga dengan tingkat kecerdasan yang bervariasi.
Anak
yang menyenangi pelajaran tertentu dan kurang menyenangi pelajaran yang lain
adalah perilaku anak yang bermula dari sikap mereka karena minat yang
berlainan. Hal ini mempengaruhi kegiatan belajar anak. Biasanya pelajaran yang
disenangi, dipelajari oleh anak dengan senang hati pula.[3]
Guru
harus menyadari adanya kenyataan bahwa terdapat perbedaan individual dikalangan
siswa. Berbeda dalam kemampuan belajar, cara belajar, latar belakang,
pengalaman dan kepribadian mereka. Karakteristik anak/siswa kelas tinggi itu
sendiri yaitu mampu menyusun urutan seri objek, mengalami kemampuan berbahasa,
sifat egosentris berkurang, bergeser ke sosiosentris dalam berkomunikasi, dan
sudah dapat menerima pendapat orang lain. Karakteristik tersebut dapat
mempengaruhi gaya belajar mereka yang lebih menekankan pada keterampilan proses
atau keaktifan anak yang sudah menggunakan pikirannya untuk mencoba-coba,
menemukan, dan mengeksplorasi keingintahuannya.
c.
Tempat berlangsungnya kegiatan belajar
Daerah/lokasi/tempat kegiatan juga berpengaruh
terhadap pemilihan suatu strategi pembelajaran. Daerah perkotaan lebih lengkap
fasilitasnya daripada daerah pinggiran atau pedalaman. Sumber atau fasilitas
yang dimaksud menyangkut
peralatan maupun
ruangan. Strategi pembelajaran sangat ditentukan oleh jenis dan jumlah sumber
yang tersedia untuk melaksanakan strategi tersebut secara efektif. Misalnya
strategi pembelajaran dengan ceramah untuk kelas besar membutuhkan sedikit
sumber dan fasilitas dibanding suatu kerja laboratorium yang membutuhkan
peralatan cukup banyak dan ruangan yang memadai. Selain itu, kegiatan belajar
yang dilaksanakan di alam akan memiliki dampak yang berbeda dengan di kelas.
Siswa lebih suka dan tertarik keadaan yang bebas. Apabila pelaksanaan
pembelajaran dikalukan di kelas terus-menerus siswa akan bosan, apalagi
ditambah kelas yang kotor. Oleh karena itu, tempat belajar perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan strategi pembelajaran.
d. Tema pembelajaran
Tema atau materi dalam pembelajaran dapat mempengaruhi
pemilihan strategi pembelajaran. Strategi yang akan dipilih harus disesuaikan
dengan tema atau materi pelajaran yang akan disampaikan. Dengan begitu, materi
yang diajarkan diharapkan dapat sampai kepada siswa dan siswa dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pola kegiatan
Pada dasarnya pola kegiatan yang diciptakan oleh guru dan siswa berkaitan
dengan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Strategi
pembelajaran yang besifat inkuiri pada umumnya dapat memberikan rangsangan
belajar yang lebih intensif dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang
hanya bersifat ekspositori. Misalnya saja strategi kegiatan pembelajaran
presentasi tepat apabila digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran aspek kognitif,
tetapi hal ini tidak tepat digunakan untuk mencapai tujuan pempelajaran aspek
afektif. Tujuan pembelajaran aspek afektif lebih tepat menggunakan pola
kegiatan interaktif.
Strategi
penggunaan metode mengajar amat menentukan kualitas hasil belajar mengajar.
Hasil pengajaran yang dihasilkan dari penggunaan metode ceramah berbeda berbeda
dengan hasil pengajaran yang dihasilkan dari penggunaan metode tanya jawab atau
metode diskusi. Jarang ditemukan guru hanya menggunakan satu metode dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Hal ini disebabkan rumusan tujuan yang
guru buat tidak hanya satu , tetapi bisa lebih dari dua rumusan tujuan. Itu
berarti menghendaki penggunaan metode mengajar harus lebih dari satu metode.
Metode mengajar yang satu untuk mencapai tujuan yang satu, sementara metode
mengajar yang lain untuk mencapai tujuan yang lain. Bermacam-macam penggunaan
metode mengajar akan menghasilkan hasil belajar yang berlainan kualitasnya.[4]
D.
Langkah-langkah Menentukan Strategi Pembelajaran, yaitu:
a.
Bentuklah atau ciptakan suasana kondusif di
dalam ruangan.
b.
Di dalam kelas agar selalu bersih, agar kelas
nyaman untuk digunakan mengajar.
c.
Pastikan siswa sudah memiliki buku pegangan
berupa LKS atau buku sejenisnya, minimal satu buku untuk dua orang anak. Agar saat
guru memberikan materi, siswa bisa lebih memperhatikan dan memahami
pelajarannya.
d.
Memakai mediator yang menarik saat memperagakan
pelajaran yang memerlukan alat-alat peraga.
e.
Guru perlu up to date dengan kabar-kabar
terkini yang berhubungan dengan mata pelajaran IPA. Karena IPA dari masa ke
masa pasti akan berkembang dalam materi, metode pembelajaran seiring dengan
perkembangan zaman.
f.
Tentukan strategi yang pas (cocok) digunakan dan
sesuai dengan materi.
g.
Strategi
yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik anak, siswa kelas berapa yang
dihadapi? Apakah nantinya dia mampu menerima materi kalau diajar dengan
strategi ini? (misalkan anak usia SD kelas tinggi tentunya akan sulit diajar
menggunakan strategi pembelajaran berbasis penemuan).
h.
Strategi yang digunakan sesuai dengan materi
yang disampaikan dan sesuai dengan kebutuhan. Jadi guru tidak asal-asalan dalam
menggunakan strategi.[5]
E. Penutup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar